Memijahkan ikan lele (Clarias sp.)
bisa dilakukan dengan cukup mudah, terutama jika Anda mengikuti langkah-langkah
yang tepat dalam mengatur kondisi lingkungan dan memberi perawatan yang baik.
Berikut adalah panduan untuk memijahkan ikan lele secara efektif:
1.
Persiapan Kolam Pemijahan
- Ukuran Kolam:
Kolam pemijahan ikan lele tidak perlu terlalu besar. Ukuran yang ideal
adalah 2–3 meter persegi dengan kedalaman sekitar 1 hingga 1,5 meter.
- Kualitas Air:
Pastikan kualitas air dalam kolam baik dengan pH 7–8 (agak basa), suhu
28–30°C, dan kadar oksigen yang cukup. Anda bisa menggunakan aerator atau
pompa air untuk menjaga sirkulasi air agar tetap baik.
- Kondisi Lingkungan:
Kolam pemijahan sebaiknya dikelilingi oleh tanaman air atau benda-benda
untuk memberi rasa aman bagi ikan lele, serta membantu menurunkan stres.
2.
Pemilihan Induk
- Induk Jantan:
Pilih induk jantan yang berusia 6–12 bulan dan memiliki ukuran tubuh lebih
besar. Induk jantan yang sehat dan aktif sangat penting untuk kesuksesan
pemijahan.
- Induk Betina:
Pilih induk betina yang sehat, berumur sekitar 7–12 bulan, dan memiliki
perut yang sedikit membesar atau terasa lunak saat diraba, yang menandakan
adanya telur.
3.
Pemberian Pakan untuk Meningkatkan Kesiapan Reproduksi
Sebelum pemijahan, berikan pakan yang
mengandung banyak protein seperti pelet yang diformulasikan khusus untuk
pemijahan atau pakan alami seperti cacing sutra, udang, atau daging ikan.
Pemberian pakan yang baik akan meningkatkan kualitas telur pada betina dan
kualitas sperma pada jantan.
4.
Proses Pemijahan (Induksi)
Ikan lele pada umumnya memijah
secara alami jika kondisi lingkungan sudah tepat. Namun, untuk mempercepat
proses dan memastikannya berhasil, Anda bisa memberikan induksi pemijahan
menggunakan hormon seperti HCG (Human Chorionic Gonadotropin) atau OVAPrim.
- Induksi Hormon:
Suntikkan hormon ke dalam tubuh ikan betina dan jantan. Dosis yang umum
adalah 0,5–1 ml untuk betina dan 0,3–0,5 ml untuk jantan, disuntikkan pada
otot punggung.
- Setelah 6–12 jam, induk betina biasanya akan mengeluarkan
telur, dan induk jantan akan mengeluarkan sperma yang membuahi telur
tersebut.
5.
Pemijahan dan Pengeraman Telur
- Setelah induk betina dan jantan dikumpulkan dalam kolam
pemijahan, biasanya pemijahan akan terjadi dalam beberapa jam. Telur-telur
yang dikeluarkan oleh betina akan dibuahi oleh sperma jantan, dan setelah
itu telur akan mulai menempel pada substrat (biasanya pada dinding kolam
atau alat bantu seperti anyaman bambu).
- Pengeraman Telur:
Telur ikan lele akan menetas dalam waktu 18–24 jam, tergantung pada suhu
air. Pastikan kualitas air tetap terjaga dan hindari gangguan yang bisa
menyebabkan telur terkontaminasi atau terlepas.
6.
Penetasan dan Perawatan Larva
Setelah telur menetas, larva ikan
lele (yang disebut larvae) akan mulai bergerak dan mencari makanan. Pada
tahap ini, mereka masih tergantung pada cadangan makanan dari kuning telur yang ada di tubuhnya.
- Setelah 2–3 hari, larva sudah bisa diberi pakan berupa rotifera
atau infusoria, dan setelah beberapa minggu, mereka mulai makan
pakan berupa cacing kecil atau pelet ikan lele yang dihancurkan.
- Penting:
Selama fase ini, pastikan air dalam kolam selalu bersih dan terjaga kadar
oksigennya untuk mendukung pertumbuhan larva.
7.
Pemeliharaan dan Pemindahan
Setelah larva berusia 2-3 minggu dan
mulai berkembang menjadi benih lele (ukuran 3-5 cm), mereka bisa dipindahkan ke
kolam pembesaran. Di sini, mereka akan diberi pakan berupa pelet khusus ikan
lele hingga siap untuk dipasarkan atau dibesarkan lebih lanjut.
Tips
Tambahan:
- Perawatan Induk:
Induk yang telah dipijahkan harus dipisahkan dan diberi waktu istirahat
selama 1–2 bulan sebelum digunakan kembali untuk pemijahan berikutnya.
- Penyakit:
Selalu perhatikan tanda-tanda penyakit pada induk maupun larva. Pastikan
kualitas air tetap terjaga untuk mencegah infeksi.
Dengan mengikuti langkah-langkah
ini, Anda dapat berhasil melakukan pemijahan ikan lele di kolam dan memperoleh
benih yang sehat untuk dibesarkan atau dijual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar