Minggu, 27 Januari 2013
Wilayah Laut Timor
Wilayah Laut Timor Di Indonesia Memiliki Angka Koefisien Percampuran vertikal Pada Lapisan Termiklin Yang Terbesar Di Planet Bumi
Sebuah perkiraan mengenai koefisien percampuran vertikal dari lapisan termoklin di seluruh lautan di dunia adalah 1,7 ± 0,2 cm2s-1, data tersebut didapat dari rata-rata semua data program GEOSECS tritium. Program GEOSECS tritium adalah singkatan dari Geothermal Ocean Sections Study (Studi Geokimia Bagian Laut), sebuah program yang melakukan survei terhadap distribusi zat-zat kimia, Isotopik, dan Radiokimia di lautan dalam bentuk tiga dimensi
Sementara itu, di cekungan laut dalam di Indonesia bagian timur, koefisien percampuran vertikal lapisan termoklin dihitung oleh Van Aken et al. (1988) dengan angka Kz = 9.10-4 m2s-1 dan Berger et al (1988) dengan angka 5.10 -3 m2s-1 dari dua metode yang berbeda.
Kedua hasil tersebut jauh lebih besar sekitar sepuluh kali lipat daripada angka percampuran vertikal pada lapisan termoklin yang diperkirakan terjadi pada seluruh laut dalam di dunia (Garget 1984; Ledwel & Watson 1991). Penyebab dari fenomena ini, dijelaskan sementara sebagai konsekuensi dari tingginya penyerapan energi gelombang (Egbert dan Ray, 2001) pada daerah lautan yang memiliki bentuk topografi unik seperti di Indonesia (Hayatama 2004).
Proses percampuran vertikal pada lapisan termoklin lautan Indonesia adalah proses penting yang berlangsung terus-menerus. Tanpa proses tersebut, mekanisme fisik dan kimia yang terjadi di lautan (disenut juga dengan pompa biologis) akan menghabiskan nutrisi di daerah permukaan air laut. Nutrisi ini dapat habis disebabkan oleh proses pengendapan melewati lapisan termoklin yang akhirnya berhenti di dasar laut dalam.
Penyeimbang dari pompa biologis terdapat dalam pergerakan air yang kaya akan nutrisi inorganik dan organik terlarut dari arah dasar laut dalam.Mekanisme yang disebut upwelling ini berperan mengembalikan bahan baku kehidupan kembali pada kedalaman lautan yang masih tersentuh oleh sinar matahari. Tanpa mekanisme tersebut produktifitas biologis di seluruh lautan di dunia pada akhirnya akan habis dan bahkan berhenti.
Dari data-data di atas disimpulkan bahwa kawasan laut dalam di Indonesia Timur memiliki peranan penting dalam produktifitas biologis seluruh lautan di dunia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar